JAKARTA – Pada Senin (8/8) sore, nilai tukar mata uang rupiah berada di level Rp14.876 per dolar AS. Mata uang Garuda juga kembali menguat 18 poin atau 0,12 persen perdagangan sebelumnya.
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di angka Rp14.915 per dolar AS.

Baca Juga : Archipelago Barista Latte Art Competition 2022 Perebutkan Hadiah Jutaan Rupiah

Mata uang Asia lainnya kompak berada di zona merah. Won Korea Selatan melemah di angka 0,62 persen, baht Thailand melemah 0,02 persen, peso Filipina melemah 0,59 persen, ringgit Malaysia melemah 0,19 persen dan yen Jepang melemah 0,11 persen.

Sementara, mata uang di negara maju terpantau bervariasi. Euro Eropa melemah 0,01 persen, dolar Kanada menguat 0,17 persen, dan franc Swiss menguat 0,28 persen.

Kemudian, dolar Australia menguat 0,69 dan poundsterling Inggris menguat 0,08 persen.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan, pedagang kini melihat probabilitas The Fed melanjutkan laju naiknya suku bunga 75 basis poin untuk kebijakan pada 21 September, dan dari 41 persen sebelum data penggajian menimbulkan kekhawatiran sebab memicu tekanan inflasi.

“Pedagang saat ini melihat probabilitas 73,5 persen The Fed melanjutkan laju kenaikan suku bunga 75 basis poin untuk keputusan kebijakan berikutnya pada 21 September, dari sekitar 41 persen sebelum data penggajian yang kuat secara mengejutkan pada hari Jumat menimbulkan kekhawatiran bahwa pertumbuhan upah akan memicu tekanan inflasi,” ujarnya dilansir dari CNNIndonesia.com.

Lanjutnya, selain itu, dari sisi domestik pasar melihat cadangan devisa yang turun pada Juli.

“Selain itu, posisi cadangan devisa pada Agustus ini juga diperkirakan akan kembali menurun di kisaran US$131 miliar. Hal ini karena neraca perdagangan Indonesia berpotensi lebih kecil, sementara outflow masih akan terus berlanjut,” pungkasnya.