MAKASSAR – Dalam rangka pelestarian dan pengembangan Geopark Maros Pangkep dalam hal pendampingan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan produk pariwisata sekaligus menjadikan kawasan Geopark Maros Pangkep sebagai mitra IHGMA dalam hal pendampingan UMKM dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan destinasi pariwisata Indonesia berkelanjutan, Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA) bersama-sama menandatangani Memorandum of Undeerstanding (MoU), yang berlangsung di rustik resto and bar Hotel Harper, pada Senin (01/08/2022) pagi.

Baca Juga : Basarnas Cilacap Evakuasi 2 Warga Ciamis yang Tertimbun Tanah di dalam Sumur

Dalam sambutannya, Ketua IHGMA Pusat, Arya Pering Arimbawa mengatakan, kesepakatan bersama ini berawal dari perbincangan bersama secara santai dengan pengelola Geopark Maros Pangkep yang kebetulan bertemu dan sebuah acara. Pembicaraan kemudian beralih ke tahap serius sehingga terjadilah kesepakatan yang penandatanganannya berlangsung hari ini.

“Melalui kerjasama ini, kami berharap agar wisatawan, abik domestik maupun mancanegara punya keinginannuntuk berkunjung ke Geopark Maros Pangkep,” ujarnya.

Ia juga berharap, para pihak menjalankan kesepakatan dengan baik, sehingga semua program yang sudah dicanangkan berjalan dengan baik.

Pada kesempatan itu, Arya menyampaikan, saat ini sudah ada 27 DPD IHGMA di Indonesia dan kemudian akan menyusul pembentukannya Papua, Kalimantan Barat dan beberapa provinsi lain.

General Manager Geopark Maros Pangkep, Dedi Irfan Bachri mengakui kesepakatan ini terjadi setelah pertemuan di sebuah kegiatan, di mana, pada kegiatan tersebut salah satunya pemberian penghargaan kepada ketua IHGMA Pusat.

“Usai acara, kami diskusi tentang apa yang dilakukan IHGA dan apa memungkinkan program IHGMA tersebut bisa di copypaste pengelola Geopark Maros Pangkep. Setelah beberapa tahapan, akhirnya muncullah kesepakatan melalui penandatangan MoU saat ini,” sebutnya.

Ditambahkan, Geopark Maros Pangkep memiliki sejumlah destinasi yang menjadi daya tarik bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Diantaranya ada kars, spermonde dan lainnya.

“Hanya saja perlu sentuhan lebih agar daya tarik yang sudah ada, menjadi lebih menarik,” tambahnya.

Seperti halnya objek wisata Ramang-Ramang yang selama ini sudah dikenal wisatawan. Hanya saja, selain naik jukung untuk menikmati panorama dan alam parsawahan dan perbukitan, tidak ada lagi yang bisa dinikmati wisatawan.

“Oleh-oleh misalnya yang menjadi hasil kerajinan khas masyarakat setempat yang bisa dibawa pulang wisatawan. Begitu juga dengan masyarakat, tidak ada dampak yang bisa dirasakan dari ramainya wisatawan yang datang ke Ramang-Ramang, selain dari tiket masuk,” ujarnya.

Oleh karenanya, kerjasama ini menjadi sangat penting, khususnya dalam pemberdayaan masyarakat dan pendampingan untuk pengembangan UMKM bagi masyarakat di sekitar kawasan Geopark Maros Pangkep.