JAKARTA – Seperti kita ketahui bahwa harga telur ayam melonjak drastis dalam dua pekan belakangan dari angka Rp21-22 ribu kini menjadi Rp28-29 ribu, hal itu membuat seorang pedagang di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur mengeluhkan hal tersebut ke Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan.

Baca Juga : Topang Ekonomi Lokal di Pesisir dan Pulau Kecil, WALHI Gelar Workshop

Kenaikan harga tersebut membuat omzet penjualan telur para pedagang anjlok meskipun tidak drastis namun ia merasa sangat terberatkan.

Pernyataan tersebut membuat Zukifli langsung mempertanyakan berapa kenaikan harga telur dipasaran.

“Berapa bu, harga telur satu kilo sekarang?” tanya Zulhas dikutip dari CNNIndonesia.com.

Pertanyaan tersebut dijawab oleh si pedagang dengan mengatakan, harga telur yang sekarang berada di harga Rp29 ribu per kilonya, kini turun Rp1000 rupiah dan ia meminta untuk diturunkan lagi.

“Telur ayam satu kilonya sekarang Rp28 ribu. Turun dari Rp29 ribu kemarin. Bisa turun lagi enggak pak [harga telur],” jawabnya.

Zulhas mengatakan, harga modal peternak telur disebut mencapai Rp25-26 ribu, sehingga harga jual Rp28 ribu disebut masih wajar. Namun, ia meminta supaya kenaikan dimaklumi.

“Gini-gini, peternak dua tahun itu rugi, ayamnya enggak ada yang beli, telornya enggak ada yang beli, karena pandemi. Baru sebulan naik, untungnya masih sedikit. Masih ada hutang peternak unggas. Kalau turun lagi lama-lama dia tutup enggak jualan lagi,” jelas Zulhas.

Lanjutnya, keluhan dari peternak juga harus didengarkan, dan telur dengan harga seperti itu sudah bagus.

“Dengerin juga dong keluhan peternak ayamnya. Ini harga sudah bagus. Saya minta teman-teman jangan ngomporin,” sebutnya.

Zulhas juga bercerita jika ia juga pernah berjualan telur di kampung sebelum sekolah dasar. Ketika itu ia masih berusia 6 tahun.